Tolak Radikalisme, Wakil Rektor IAIN Manado Dukung Pemerintah dan Polisi

Netizensulut.com, Sulut – Menurut Wikipedia Radikalisme adalah istilah yang digunakan pada akhir abad ke-18 untuk pendukung Gerakan Radikal. Dalam sejarah, gerakan yang dimulai di Britania Raya ini meminta reformasi sistem pemilihan secara radikal. Gerakan ini awalnya menyatakan dirinya sebagai partai kiri jauh yang menentang partai kanan jauh. Begitu “radikalisme” historis mulai terserap dalam perkembangan liberalisme politik, pada abad ke-19 makna istilah radikal di Britania Raya dan Eropa daratan berubah menjadi ideologi liberal yang progresif.

Radikalisme dan Sikap-sikap Intoleran dinilai merupakan sebuah pemikiran yang berbahaya. Untuk mencegah radikalisme, maka masyarakat wajib untuk menolak narasi intoleran, terutama yang sering kita temui di media sosial.

Penolakan tentang paham radikalisme dan Intoleran itupun disetujui oleh Wakil Rektor I bidang akademik dan pengembangan lembaga IAIN Manado, Ahmad Rajafi.

Ahmad mengatakan mendukung penuh seluruh pemerintah dan polisi Republik Indonesia dalam menolak seluruh paham-paham radikalisme dan gerakan-gerakan Intoleran serta ekstrimis.

Untuk itu, dirinya menghimbau agar masyarakat cerdas dalam memahami segala jenis ujaran-ujaran kebencian yang terjadi. Karena hal itu akan merusak bangsa dan negara kita.

“Karena hal itu dapat memecah belah bangsa kita Indonesia, terlebih khusus di kampus kami ini yakni IAIN Manado,” Katanya.

Ada segelintir oknum yang menyalahgunakan medsos, dan membuatnya sebagai tempat mengumpat, hate speech (ujaran kebencian), bahkan menyebarkan intoleranisme di Indonesia.

Radikalisme menjadi musuh bersama. Oleh karena itu, masyarakat berharap agar pemerintah terus mensosialisasikan ajakan untuk menolak radikalisme dan segala sesuatu yang dilakukan oleh kelompok radikal dan intoleran.

Warga harus bersatu-padu dan berkomitmen untuk mencegah radikalisme. Mereka juga jangan mengikuti akun media sosial yang mengarah ke radikalisme, intoleran, dan ujaran kebencian.

Intoleransi dan radikalisme merugikan berbagai sendi kehidupan. Masyarakat pun diminta untuk tidak terjerumus dalam radikalisme.

Dalam artian, para tokoh agama sangat miris karena radikalisme mempengaruhi masyarakat, terutama di media sosial. Caranya dengan menyebarkan hoaks dan propaganda, sehingga banyak yang mempercayainya dan pada akhirnya ikut-ikutan ingin membangun negara khilafah. Padahal konsep tersebut tidak sesuai dengan demokrasi Pancasila.

Komentar