Jems Tuuk Gelar Sosialisasi Wawasan Kebangsaan di Pelosok Bolmut

Netizensulut.com, Bolmut – Untuk menangkal paham Radikal/Radikalisme ditengah masyarakat Indonesia adalah tugas dari setiap unsur masyarakat yang ada.

Radikal atau radikalisme adalah paham/aliran yang radikal dalam Politik; paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis; sikap ekstrem dalam aliran politik.

Maka dari itu, Sebagai Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ir. Julius Jems Tuuk menggelar kegiatan sosialisasi Wawasan Kebangsaan di desa Sidodadi, Kecamatan Sangkub, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Senin (27/2).

Hadir dalam kegiatan tersebut Ir. Julius Jems Tuuk didampingi oleh Rektor Universitas STIMIK MULTICOM Supit Mamuaya yang terlibat sebagai narasumber, Pakar Pertanian Prof. Ir. Robbin Mamengko, Pihak Keamanan mewakili Polsek Babhinsa Laksono, Tokoh-Tokoh Agama dan Tokoh-tokoh masyarakat, serta Staff pendamping dari sekretariat dewan provinsi.

Adapun Tokoh Agama dan masyarakat Yopniel Makalikis dalam sambutan membuka Sosialisasi Wawasan Kebangsaan mengatakan sangat berterimakasih atas kehadiran Anggota DPRD Sulut.

“Selamat datang pak Anggota dewan Jems Tuuk, saya sebagai perwakilan tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat sangat berterimakasih atas kedatangan bapak disini. Kedatangan bapak tidak salah dan memang pas, walaupun beberapa desa disekitar sini memang tidak sering terjadi hal yang memecah belah. Namun, kami berharap atas kedatangan bapak Ir. Julius Jems Tuuk kami bisa terus menjaga kerukunan dan keberagaman kami disini.” Ucap Pak Yopniel.

Perlu diketahui, Desa Sidodadi adalah salah satu desa yang berdiri sejak tahun 1982 lewat masuknya transmigrasi.

Secara garis besar Wawasan Kebangsaan adalah salah satu pengetahuan penting bagi warga negara Indonesia. melalui wawasan ini, Warga negara akan memiliki rasa bela negara dan cinta tanah air. Wawasan kebangsaan juga merupakan bagian dari pemahaman berwarga negara.

Dalam sosialisasinya, anggota DPRD Sulut Ir. Julius Jems Tuuk mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga Bangsa dan negara agar terhindar dari paham-paham radikalisme yang bisa merusak tatanan kehidupan bangsa dan negara.

Dalam kesempatannya Aleg yang biasa disapa Jems Tuuk itu mengatakan 3 point penting dalam wawasan kebangsaan.

“Ada tiga poin yang berhasil dicetuskan para pemuda kita melalui Sumpah Pemuda yaitu Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia,” kata legislator dari Dapil Bolmong Raya ini.

“Kalau Pancasila itu tidak dicetuskan pada waktu itu, bapak/ibu dari Jawa tidak ada disini, makanya kita disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga perbedaan di tengah kemajemukan menjadi kekuatan besar bangsa kita,” tegas politisi PDIP ini dihadapan warga yang sebagian besar merupakan eks transmigrasi.

Hal senada disampaikan Rektor Sekolah Tinggi Multicom Kotamobagu Supit Mamuaya narasumber dalam kegiatan tersebut

Menurutnya, Pancasila memiliki nilai spiritual yang menjadi salah satu pedoman utama yang dituangkan dalam sila pertama.

“Apa sebab, dalam sila pertama Pancasila ” Ketuhanan yang Maha Esa” para pendiri negeri ini telah memikirkan kepentingan seluruh rakyat yang memiliki keyakinan agama berbeda – beda sehingga ditempatkan paling nomor satu, ” jelas Supit Mamuaya.

Disisi lain lanjut Supit Mamuaya, implementasi Pancasila dalam perkembangannya terkait konsep ketahanan pangan dapat menciptakan terobosan bagaimana menciptakan petani mandiri dalam menghadapi tantangan keterbatasan subsidi pemerintah dalam hal ketersediaan pupuk maupun bibit tanaman.

“Wawasan kebangsaan dalam konsep ketahanan pangan untuk menciptakan terobosan teknologi pertanian melalui pupuk organik, ” tandasnya.

Dalam kegiatan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan tersebut juga ikut dilakukan sosialisasi bagaimana cara membuat pupuk organik oleh pakar Pertanian Prof. Ir. Robbin Mamengko.

“Bela negara juga bisa kita implementasikan dengan menjaga ketahanan pangan melalui penggunaan pupuk organik, ” kuncinya.

Komentar