Netizensulut.com, Sulut – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI Terus sosialisasikan penanganan Stunting bagi masyarakat luas.
Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia Felly Estelita Runtuwene bersama BKKBN hingga saat ini terus gaungkan penanganan stunting dikarenakan Sukut sendiri masih terbilang tinggi 21,1 persen.
Hal itu dilakukan untuk menindak lanjuti perintah Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo kepada BKKBN sebagai badan yang bertanggungjawab dan mengetuai pelaksanaan percepatan penurunan angka stunting (Kekerdilan pada anak) di Indonesia.
Diketahui, tanggungjawab tersebut telah diserahkan oleh Presiden Jokowi kepada BKKBN sejak tahun ditetapkannya.
Adapun target yang perlu dicapai oleh BKKBN hingga tahun 2024 mendatang yaitu turun sampai dengan angka 14 persen dari angka sebelumnya ditahun 2019 mencatat 27,6 persen.
Oleh karena itu BKKBN Sulawesi utara menggelar kegiatan Promosi dan KIE pencegahan Stunting bersama mitra kerja dan kegiatan momentum yang dilangsungkan di Kecamatan Malalayang Barat, Kota Manado, Rabu (01/03/2023).
Hadir dalam kegiatan tersebut, BKKBN Sulut menghadirkan Ketua Komisi IX DPR RI mengingat sebagaimana mitra kerja.
Usai dari kegiatan tersebut Awak media langsung melakukan wawancara singkat terkait program penanganan stunting tersebut. Saat diwawancara Felly mengatakan provinsi bali wajib untuk dijadikan contoh bagi daerah lain.
“Kita tau bersama Provinsi Bali mampu menurunkan angka stunting hingga 10 persen, sehingga kita berharap dapat diikuti provinsi lain, kalau Denpasar Bali bisa 10 persen, sebetulnya kabupaten/kota bisa belajar disana apa sih yang mereka lakukan secara konsisten. jadi ini harus fokus karena dilaksanakan secara berkesinambungan,” ujar Politisi Partai NasDem ini.
DPR RI khususnya komisi IX lanjut FER, ikut turun lakukan sosialisasi ke masyarakat namun demikian diharapkan harus diikuti intervensi pemerintah daerah untuk menunjang program yang menjadi target Pemerintah pusat.
”Kan yang mengerjakan stunting ini ada sembilan Kementerian dan lembaga, namun yang menjadi ujung tombak ada di pemerintah daerah termasuk di Sulawesi Utara untuk tindakan lebih lanjut, kita melaksanakan sosialisasi, kita kampanyekan secara masif bagaimana pencegahannya kemudian tindak lanjutnya ada di pemerintah daerah. Kalau di Manado ada Walikota dan Wakil Walikota kemudian kalau ada anggaran dari Provinsi, diberikan hibah ke daerah karena harus ada intervensi kepada daerah-daerah tertentu yang memiliki angka stunting lebih besar daripada daerah lain.” pungkas Felly.
Sementara itu dihadapan tiga ratusan warga yang hadir Runtuwene mengingatkan agar secara dini untuk mencegah adanya stunting yaitu dari dalam keluarga.
“Pemerintah juga harus bekerjasama dan berkoordinasi dengan puskesmas-puskesmas serta posyandu. Untuk mengingatkan para orang tua rajin memeriksakan anak mereka,” tambahnya. Sambil mempertegas, salah satu penyebab penderita stunting adalah kurang mengkomsumsi makanan bergisi.
Ditempat yang sama, Jeny Winokan Kepala Pokja Adpin BKKBN Provinsi Sulawesi Utara mengatakan kegiatan sosialisasi stunting merupakan kerjasama BKKBN dengan komisi IX DPR RI yang menjadi mitra kerja pemerintah.
Dikatakannya tahun 2023 pemerintah melalui BKKBN menargetkan sosialisasi dan kampanye pencegahan stunting di 30 titik di Indonesia.
“Ini salah satu kegiatan pertama di Kota Manado oleh ketua Komisi IX ibu Felly Runtuwene di Malalayang I Barat yang merupakan program percepatan pencegahan stunting dimana yang menjadi leading itu adalah BKKBN,” ungkapnya.
Intinya lanjut Winokan, kegiatan ini merupakan program pencegahan stunting di Sulawesi Utara karena kita ditargetkan tahun 2024 bisa turun hingga 14 persen sementara Sulut sendiri masih berada di angka 21,1 persen.
“Diharapkan untuk tahun 2023 angka stunting di Sulut bisa diturunkan sampai 7 persen dan salah satu sosialisasi efektif yang kami laksanakan salah satunya bersama ketua Komisi IX Ibu Felly Runtuwene yang merupakan mitra kerja BKKBN,” tutupnya.
Baca juga:
Komentar