Netizensulut.com, Sulut – Polisi Daerah (Polda) Sulawesi Utara (Sulut) pro aktif menindaklanjuti permintaan dari Asosiasi Peternak Babi dan Pimpinan Komisi I DPRD Sulut Braien Waworuntu soal pencegahan Virus ASF di Sulut.
Dimana, Kapolda Sulut menginstruksikan kepada jajarannya untuk fokus pada pengawasan lalu lintas kendaraan pengangkut hewan babi dan produk daging babi dengan cara mengaktifkan pos pemeriksaab hewan di perbatasan provinsi dan kabupaten/kota setiap saat dengan melibatkan gugus tugas penanganan penyakit ASF.
Ini juga sebagai bentuk dukungan Polda kepada pemerintah dalam rangka darurat penanganan ASF.
Diakui, Sulut masih bebas dari ASF namun ancaman sudah sangat mengkhawatirkan karena adanya lalu lintas pemasukan daging babi dengan harga murah ke Sulut dari Wilayah yang terdampak ASF.
Baru-baru ini juga, Dirkrimsus Kombes Pol Stefanus Michael Tamuntuan menegaskan bahwa Kapolda Sulut telah memerintahkan untuk bantu langkah Pemprov Sulut dan Asosiasi Peternak Babi untuk pencegahan masuknya ASF lewat pengamanan perbatasan kabupaten Bolmut dan Bolsel.
“Jika dibutuhkan untuk penambahan personil, sesuai perintah Kapolda maka akan kami kirimkan,” ungkap Dirkrimsus di Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II DPRD Sulut bersama instansi terkait, Senin (05/06/2023).
Menanggapi langkah Polda Sulut terkait pencegahan ASF, Pimpinan Komisi I DPRD Sulut Braien Waworuntu tak segan untuk memberikan apresiasi dan dukungan.
Menurut Braien, Polda Sulut telah mendengar keluhan dari masyarakat, khususnya para peternak babi.
“Nah, sekarang tinggal bagaimana kita masyarakat maupun pemerintah membantu tugas dari pihak kepolisian dalam mengawasi wilayah-wilayah perbatasan seperti di Bolmut dan Bolsel yang menjadi jalan masuk para pemasok daging babi,” Jelas Braien.
“Informasi dari masyarakat menjadi bagian penting dalam membantu tugas kepolisian dalam penanganan pencegahan ASF ini,” Tambahnya.
Sebelumnya, Asosiasi Peternak Babi Sulawesi Utara (Sulut) mendatangi Kantor DPRD Sulut, Senin (30/05/2023). Mereka diterima Wakil Ketua Komisi I DPRD Sulut, Braien Waworuntu di ruang kerjanya.
Ketua Asosiasi Peternak Babi Sulawesi Utara, Gilbelrt Wantalangi didampingi Sekretaris Daan Kairupan mengemukakan, pihaknya sudah menyampaikan aspirasi kepada DPRD Provinsi Sulawesi Utara tentang Penyakit Babi ASF yang saat ini sangat merisaukan seluruh peternak babi termasuk di Sulut.
Gilbelrt menambahkan, pihaknya berharap
pemerintah Provinsi Sulut untuk bisa dapat melaksanakan penanganan yang baik terutama masalah perlintasan ternak babi dari
daerah yang terjangkit (Sulteng) ke Sulut dan sudah dikeluarkan surat lewat Sekprov nomor : 524/23.3366/SEKR-DISTANAK.
Lanjutnya, pihaknya juga belum melihat implementasi di lapangan belum sesuai
dengan surat arahan dari Sekprov dengan berbagai macam kendala.
“Akibat dari tidak konsisten dalam penanganan masalah ini akan sangat berdampak besar bagi perekonomian masyarakat Sulawesi Utara khususnya semua yang bergerak dalam
Usaha Ternak Babi. Karena jika Sulawesi Utara terjangkit Virus ASF maka 100% ternak babi di Sulut akan Mati dan sangat sulit untuk bangkit kembali,” bebernya.
Lebih lanjut Gilbelrt menguraikan, secara perhitungan kami dengan Populasi Ternak mencapai 500,000 ekor maka jika hal
ini terjadi kerugian yang akan dialami peternak babi sekitar Rp1,6 triliun.
“Belum termasuk sektor lainnya yang terdampak seperti toko pakan, petani jagung, petani padi, tukang potong, PAD pasar, Rumah Makan dan perbankkan, anak putus sekolah serta mengakibatkan banyak pengangguran dan angka kriminalitas yang naik,” ungkapnya.
Sementara itu Anggota DPRD Sulut, Braien Waworuntu mengemukakan, sebagai wakil rakyat pihaknya akan menjadi garda terdepan mengawal aspirasi masyarakat.
Apabila virus ASF masuk ke Sulawesi Utara akan berdampak bagi masyarakat dengan kerugian besar.
“Jika ada 400 ribu babi dikalikan Rp2 triliun dengan tingkat kematian 100 persen,” tegasnya.
Kader terbaik Nasdem inipun berharap, aparat Kepolisian Daerah dapat bertindak tegas untuk oknum yang diduga ‘bermain’ atau terlibat di dalamnya dengan semua aspirasi masyarakat dan para peternak babi di Sulut.
“Kami berharap Kapolda bersama jajarannya dapat memperketat daerah-daerah perbatasan, supaya mafia babi tidak dapat melintasi daerah perbatasan. Kalau masuk di Sulut sangat berdampak bagi masyarakat khususnya peternak Babi,” ungkapnya.
Baca juga:
Komentar